oleh

Hari ke-9 kunker Ketua TP PKK Pasangkayu, Giliran Warga Desa Tampaure dan Bambaira Dapat Layanan Kesehatan Gratis

PASANGKAYU, Sulawesiterkini.net – Jumlah masyarakat yang dilayani saat pemeriksaan kesehatan gratis pada Kunjungan Kerja (Kunker) Ketua TP PKK kabupaten Pasangkayu, Hj. Aulia Yaumil, terus bertambah.

Hari ke-9 Kunker Ketua TP PKK kabupaten Pasangkayu, Hj. Aulia Yaumil, kali ini sasar desa Tampaure dan Bambaira, kecamatan Bambaira, Jum’at (10/02/23).

Nampak antusias masyarakat, mulai usia balita, anak-anak, dewasa serta Lanjut Usia (Lansia) , berdatangan memadati pos pelayanan kesehatan gratis, guna melakukan pemeriksan kesehatan serta mendapatkan obat-obatan gratis.

Ketua TP PKK kabupaten Pasangkayu, Aulia Yaumil, ditemui usai kegiatan memaparkan, berdasarkan data yang ia terima dari tim kesehatan, jumlah masyarakat yang memeriksakan kesehatan hingga hari ke-9 Kunker ini capai 1193.

Dijelaskannya, jumlah warga pada pelayanan kesehatan gratis di 23 desa 9 kecamatan antaranya, kecamatan Sarjo (122), Baras (116), Tikke Raya (119), Bambalamotu (143), Dapurang (178), Sarudu (120) dan Pasangkayu (112), Bulutaba (84) dan Bambaira (199) orang.

Ketfot : Suasana layanan kesehatan gratis di desa Bambaira
Ketfot : Ketua TP PKK, Hj. Aulia Yaumil, beri perhatian khusus pada warga Lanjut Usia (Lansia) saat periksa kesehatan

“Patut kita syukuri, jumlah tersebut menandakan tingkat kesadaran masyarakat akan kesehatan menunjukkan perubahan yang signifikan,” ucapnya.

Selain itu, kata Aulia, sepanjang Kunker ini kita juga tekankan bagaimana menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk memperkuat ketahan pangan.

Sebab, kata Aulia, ketahanan pangan rumah tangga berhubungan langsung dengan kejadian stunting, keluarga dalam rumah tangga yang tidak tahan pangan cenderung memiliki balita yang tergolong stunting. Hal ini disebabkan karena kurangnya asupan gizi yang diterima, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

Sambungnya, tentu saja dalam hal ini sangat diperlukan peran dasawisma, sehingga capaian misi tersebut diharapkan maksimal.

“Jika ketahanan pangan sudah mapan, maka otomatis asupan gizi pada anak-anak terjamin, sehingga tidak ada lagi anak tergolong stunting,” pungkasnya. (Erwin)

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *