oleh

Identifikasi Kasus Stunting dan Langkah Konkret Pencegahannya, Dinas P2KBP3A Pasangkayu Gelar Lokmin

Advetorial//PASANGKAYU, Sulawesiterkini.net – Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Pasangkayu melalaui Bidang Pengendalian Penduduk (DalDuk) laksanakan kegiatan Lokakarya Mini (Lokmin) dengan Kader KB, kader Posyandu dan Tim Pendamping Keluarga.

Kegiatan tersebut dilaksankan di kantor Balai Penyuluhan KB kecamatan Bulutaba, kabupaten Pasangkayu, Selasa (14/05/24).

Kegiatan tersebut dibuka oleh Kadis P2KBP3A Pasangkayu, Suri Fitriah, S.sos, M.Si, didampingi Kepala Bidang (Kabid) Dalduk, Milasari, SE, dan Staf DalDuk, Muh. Irfan.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan sinergisitas, komitmen maupun penguatan peran para kader KB dalam mendukung percepatan penurunan stunting.

Lokmin kali ini dibagi dua sesi yakni, penyampaian materi dan diskusi terkait kendala maupun capaian program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana).

Kepala Dinas P2KBP3A Pasangkayu, Suri Fitriah, S.sos, M.Si, mengatakan peran mitra kerja sangat penting dalam mendukung percepatan penurunan stunting. Hal inilah yang menjadi dasar diadakannya kegiatan Lokakarya Mini (Lokmin) untuk mengidentifikasi kasus stunting, menyusun strategi dan langkah-langkah konkret pencegahan stunting, sekaligus mendorong para Kader KB dan Kader Posyandu untuk bekerja maksimal.

“Lokmin merupakan upaya mendapatkan treatment untuk mewujudkan generasi emas. Oleh karena itu, interaksi dan komunikasi perlu dibangun sehingga pelayanan terhadap sasaran dapat dilaksanakan dengan maksimal,” terang Ria sapaan akrab Suri Fitriah.

Sementara Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penduduk (DalDduk), Milasari, SE, menuturkan, pemberian pemahaman kepada masyarakat terkait stunting memerlukan kader yang kompoten untuk menyampaikan bagaimana itu stunting. Disisi lain, diperlukan inovasi dan pengkajian untuk menghasilkan kesepakatan dalam penanganan stunting.

Selain itu kata Milasari, pernikahan dini menjadi perhatian yang perlu diantisipasi dan memerlukan keterlibatan KUA dalam pencegahannya, sehingga peran KUA sangat diperlukan dalam penanganan stunting.

“Lokmin ini dibagi dua sesi yakni, penyampian materi dan diskusi terkait kendala maupun capaian program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dengan tujuan meningkatkan sinergisitas, komitmen maupun penguatan peran serta lintas sektor dalam mendukung percepatan penurunan stunting,” paparnya.

Lebih jauh Milasari memaparkan, beberapa kendala yang disampaikan dalam diskusi antaranya:

1). Pada Pemberian Makanan Tambahan (PMT) seringkali terjadi kesalahan yaitu bukan kepada sasaran yang beresiko stunting, sehingga diperlukan pengawalan sasaran pada kegiatan Posyandu.

2). Kesadaran masyarakat yang memiliki Balita untuk datang ke Posyandu sangat rendah sehingga dibutuhkan inovasi untuk meningkatkan motivasi masyarakat ke Poayandu. Misalnya melalui edukasi, pemberian doorprize ataupun gerakan arisan sehingga Ibu-ibu tertarik untuk ke Posyandu.

3). Penganggaran stunting oleh pemerintah desa sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

4). Kurangnya komunikasi lintas sektor pada tingkat kecamatan. Disisi lain, pemahaman masyarakat terkait stunting masih sangat kurang.

5). Keterlibatan Suami (Ayah) untuk mengantar istri dan memotivasi untuk terlibat dalam kegiatan Posyandu masih sangat minim. Oleh karena itu, diperlukan dukungan suami dalam pengawasan tumbuh kembang anak. Disisi lain, Babinsa dan Bhabinkamtibmas juga sangat berperan penting membantu edukasi agar masyarakat intens ke Posyandu. (Erwin)

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *