oleh

Angka Stunting di Pasangkayu Naik 2,1 Persen, Kepala Perwakilan BKKBN Sulbar Tekankan Hal Ini

PASANGKAYU, Sulawesiterkini.net – Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Pasangkayu gelar rembuk stunting tingkat kabupaten.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di ruang rapat Paripurna gedung DPRD Kabupaten Pasangkayu, Senin (29/07/24).

Hadir pada kegiatan antaranya Kepala Perwakilan BKKBN Sulbar, Resky Murwanto, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra, Yunus Alsam, Perwakilan Unsur Forkopimda, Sekda Pasangkayu, Moh. Zain Machmoed (mewakili Ketua TPPS Pasangkayu), Kadis P2KBP3A Pasangkayu, Suri Fitriah, sejumlah Kepala OPD terkait, para Camat, Kepala Desa dan Penyuluh KB.

Dalam sambutannya, Sekda Pasangkayu, Moh. Zain Machmud, mengapresiasi pelaksanaan kegiatan dan berharap melalui rembuk stunting ini dapat meningkatkan komitmen Stakeholder terhadap pelaksanaan program percepatan penurunan stunting.

“Saya harap TPPS dapat meningkatkan kolaborasi sehingga penurunan stunting capai target nasional 14 persen” ujarnya.

Sekda juga berharap para Camat dan Kepala Desa, proaktif melakukan pendampingan terhadap pelaksanaan program penurunan stunting.

“Tingkatkan kolaborasi dan komunikasi intens lintas sektor terhadap pelaksanaan program percepatan penurunan stunting serta lakukan sejumlah inovasi agar masyarakat proaktif membawa balitanya ke posyandu, harapnya.

Sementara Kepala Perwakilan BKKBN Sulbar, Resky Murwanto, menyoroti peningkatan stunting di Kabupaten Pasangkayu yang mengalami kenaikan 2,1 persen.

“Tahun sebelumnya yakni pada 2022, angka stunting di Kabupaten Pasangkayu cukup baik dibanding kabupaten lain di Sulbar. Namun, pada tahun 2023 mengalami kenaikan hingga 2,1 persen,” terang Resky.

Olehnya itu, ia berharap tahun 2024 ini angka stunting seluruh kabupaten di Sulbar mengalami penurunan yang signifikan hingga capai target nasional.

“Lakukan monitoring dan evaluasi secara rutin tiap bulan untuk memantau progres tahapan Audit Kasus Stunting (AKS) di serta memantau laporan pelaksanaan AKS per semester untuk diserahkan kepada TPPS tingkat Provinsi dan perwakilan BKKBN Sulbar,” ujarnya.

Resky menekankan, pastikan intervensi serentak terus berlanjut yakni setiap keluarga yang memiliki balita tetap rutin datang ke posyandu setiap bulannya.

“Diperlukan upaya bersama dalam memperbaiki status gizi dan peningkatan kesehatan balita, khususnya balita bermasalah gizi bukan stunting, agar tercegah dari kejadian stunting. Kemudian memberikan fasilitasi rujukan serta intervensi yang tepat kepada balita stunting khususnya di bawah 2 tahun, sehingga status kesehatan mengalami perubahan,” pungkasnya.

Kegiatan dilanjutkan dengan penandatanganan komitmen bersama percepatan penurunan stunting dari sejumlah pejabat yang hadir pada kegiatan rembuk stunting. (Erwin).

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *